![]() |
Bule Bermain Gamelan Degung |
Musik dan kebudayaan Timur (termasuk Nusantara/Indonesia) telah menarik beberapa Komposer Barat terdahulu, termasuk Rameau, Beethoven dan Berlioz walaupun mereka tidak memiliki hubungan langsung dengan musik-musik Timur. Paris Exposition yang diadakan pada tahun 1889 telah mengubah keadaan ini: para komposer Barat sepenuhnya menyaksikan pertunjukan langsung musik non-Barat termasuk musik dari Jawa Barat, Indocina, Afrika, dan Selandia Baru. Di antara para Komposer ini, Debussy merupakan salah satu Komposer yang dipengaruhi musik Timur yang didengarkannya pada pameran itu. Melalui pernyataan dan kesan Debussy sendiri, kita tahu bahwa Debussy sangat mengagumi gamelan. Tahun 1913, dia menulis, “Musik Jawa didasarkan pada sebuah tipe titik balik jika dibandingkan dengan musik Palestina seperti permainan anak-anak. Dan jika kita mendengarkannya tanpa prasangka Eropa terhadap pesona perkusinya, kita harus mengakui bahwa perkusi kita mirip suara-suara primitive pada sebuah pameran daerah.”
Telah sejak lama para sarjana
mendebatkan pertanyaan tentang pengaruh musik gamelan pada karya-karya Debussy.
Secara umum, para musikolog menunjukkan bahwa tekstur ritmis dan pola pentatonic
sebagai aspek-aspek musikal dalam karya Debussy diilhami oleh gamelan. Missal,
dalam esai terakhirnya, Richard Mueller berusaha untuk mengidentifikasi
kesamaan pokok dari Fantasie karya
Debussy dengan kerangka melodi lagu Jawa Ladrang
Wani-Wani. Tapi essai terbaru Ray Howat (1995:48, fn.10) menyingkirkan ide
tersebut. Dia berpendapat bahwa beberapa bagian pokok mungkin berasal dari
karya Mussorgky. Dia juga menambahkan bahwa penggunaan tangga nada pentatonic (yaitu
tipe skala tangga nada yang dihasilkan dari keyboard Barat) dengan sendirinya
merupakan perkembangan gamelan. Tangga nada pentatonic merupakan endemis dari musik-musik
folk dunia, meninggalkan seluruh bagian dari sumber-sumber yang sama dapat
diterima untuk pemakaian nada pentatonic Debussy.
Seperti kebanyakan para
Debussyis, Howat mengambil Pagodes sebagai
contoh bagus dari karya-karya Debussy yang mengandung karakter gamelan. Dia menunjukkan
bagian-bagian dari Pagodes yang disebutnya telah diilhami tekstur ritmis
gamelan. Dia mengingatkan kita, meskipun banyak orang yang akrab dengan musik Indonesia,
tapi tidak secara teknis khususnya dalam hal ini memiliki pandangan bahwa Pagodes
sangat mirip dengan gamelan, padahal beberapa ahli Barat spesialis musik Indonesia
dengan giat membantah kesamaan itu.
Cara-cara Debussy dalam
menyatukan gamelan dalam komposisi-komposisinya tetap meninggalkan misteri,
terutama karena dia tak pernah menjelaskannya. Komposer lain yang menjadi
pengagum Debussy dan memiliki hubungan langsung dengan musik gamelan adalah
Olivier Messiaen. Tahun 1931, dia melihat dan mendengar pertunjukan langsung
gamelan Bali di International Colonial Exposition di Paris. Tambahan pula,
teknologi abad ke-20 seperti teknologi rekaman memperkuat keterbukaannya
terhadap musik Indonesia…..bersambung
(Sumber : Dr.Sumarsam, "Gamelan dan Barat: Interaksi Musik dan Budaya" dalam Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia Th. IX-1998/1999)
(Sumber : Dr.Sumarsam, "Gamelan dan Barat: Interaksi Musik dan Budaya" dalam Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia Th. IX-1998/1999)
EmoticonEmoticon