Kamis, 17 Agustus 2017

Sujud Kendang : Konsisten dengan Musik Humornya (Plesetan)...bagian ke-3

Tags

Sujud Kendang tahun 1983

Musik humor Sujud Sutrisno adalah rangkaian musik (lagu) dengan lirik-lirik yang lucu. Humor memang memiliki peranan yang cukup kuat dalam kehidupan masyarakat. Media humor adalah alat atau sarana yang dapat digunakan untuk menyajikan ungkapan-ungkapan yang dapat mendatangkan kelucuan. Ada tiga media pokok yang dapat digunakan untuk itu, yaitu : (1) vokal; (2) gerak; (3) rias busana.

Tingkat kesulitan dan kekuatan ketiga media itu tidak sama. Vokal memiliki kekuatan dan tingkat kesulitan yang paling tinggi di antara ketiganya. Humor yang menggunakan vokal menuntut pelaku dan penontonnya untuk cerdas, sebab tanpa bantuan gerak dan rias busana harus lucu. Di sini Sujud dengan vokalnya menyanyikan lagu-lagu berlirik humor diiringi irama kendang ketipung yang dimainkannya sendiri (solo).



Lagu-lagu yang dibawakan Sujud Sutrisno baik ketika mengamen maupun saat pentas adalah lagu-lagu yang digemari masyarakat atau lagu-lagu yang sangat populer di jamannya. Dari lagu anak-anak, dangdut, hingga pop digarap olehnya secara parodi atau plesetan. Sebut saja lagu anak-anak yang berjudul Diobok-Obok dari Joshua, Satu Ditambah Satu dari Puput Melati, hingga Mata Indah Bola Pingpong dari musisi legendaris Iwan Fals dibawakan dengan iringan kendang berirama dangdut dengan lirik-lirik lagu yang sudah di-plesetkan.

Sebagai seniman yang lahir dan besar di lingkungan masyarakat Jawa tentu saja Sujud dalam materi penyajian musiknya terutama lirik lagu sarat dengan plesetan atau srekalan. Plesetan berasal dari kata pleset yang berarti menggelincirkan, sedangkan srekalan berasal dari kata srekal, artinya diputar-balikkan. Selanjutnya kedua pengertian tersebut digunakan untuk memutarbalikkan atau menyimpangkan pengertian yang sebenarnya.

Plesetan telah ada sejak munculnya dagelan Mataram. Dagelan Mataram adalah suatu jenis kesenian Jawa yang dilahirkan oleh masyarakat Jawa di Yogyakarta. Melalui plesetan pada lirik lagu yang dibawakan oleh Sujud menjadi lucu sehingga orang yang mendengarnya menjadi tertawa.  

Alat musik yang digunakan oleh Sujud untuk mengiringi lagu-lagu yang dinyanyikan adalah kendang ketipung. Jenis kendang tersebut dapat ditemukan dalam ansambel gamelan Jawa. Kendang ketipung adalah kendang yang terkecil diantara berbagai kendang yang ada dalam ansambel gamelan Jawa.

Lubang di Kendang untuk Menaruh Uang Saat Mengamen

Kendang ini biasanya dimainkan pada terknik kendangan kendang kalih yaitu dimainkan bersama-sama dengan kendang ageng. Kendang ketipung juga dimainkan pada teknik kendangan kendang satunggal untuk lebih menguatkan jalannya laya atau tempo. Sujud sendiri memiliki kendang ketipung sebagai instrumen pengiringnya disamping bunyi yang dihasilkan sangat cocok dengan musik dangdut juga ukurannya yang kecil sehingga mudah atau ringkas untuk dibawa kemana-mana. Panjangnya lebih kurang 45 cm, garis tengah sisi yang besar lebih kurang 20 cm, garis tengah sisi yang kecil lebih kurang 17cm.


Hal yang menarik adalah pada bagian pinggir sisi yang besar badan kendang yang terbuat dari kayu dibuat sebuah lubang yang berdiameter lebih kurang 7 cm. Fungsi lubang tersebut adalah sebagai tempat untuk memasukkan uang. Artinya sebagai tempat untuk menyimpan uang jika Sujud sedang mengamen dari kampung ke kampung. Kendang ketipung Sujud juga dilengkapi dengan sabuk yang terbuat dari kulit agar bisa dipasang dibahunya sehingga memudahkan untuk dibawa dan juga memudahkan memainkan kendang tersebut karena dalam penampilannya Sujud selalu dalam posisi berdiri ketika bernyanyi untuk menghibur baik saat mengamen maupun pentas di atas panggung. 


EmoticonEmoticon