![]() |
Sujud Kendang tahun 2003 |
Dari kesenian itulah Sujud mulai belajar memainkan kendang
dan bersama orang tuanya pentas diberbagai acara. Sejak kecil Sujud sudah
terbiasa pentas bersama kelompok kesenian cokekan yang beranggotakan sepuluh
orang termasuk kedua orang tuanya yang merupakan koordinator kelompok tersebut.
Kelompok tersebut main jika ada tanggapan atau permintaan pentas, seperti acara
pernikahan, syukuran, dan bahkan untuk acara-acara yang bersifat keagamaan
seperti Natalan dan Syawalan.
Cokekan adalah penyajian karawitan
atau kelenengan yang terbatas karena hanya menggunakan instrumen : (1) gambang slendro atau pelog, (2) siter slendro
atau pelog, (3) kendang, dan (4) gong kemodhong atau gong bumbung. Dapat juga
cokekan menggunakan seperangkat alat yang sederhana lagi, yaitu : (1) gender
barung, (2) kendang, dan (3) gong kemodhong atau gong bumbung. Setiap daerah
mempunyai pilihan sendiri atas jenis perangkat gamelan yang digunakan dalam
cokekan.
Ketika masih duduk di kelas tiga SD
(Sekolah Dasar ), Sujud pertama kali mengamen. Sepulang sekolah dipergi hari
kemudian sujud mengamen. Ada pengalaman menarik waktu itu, dimana sujud pernah
mengamen dirumah gurunya.
Pada tahun 1972, ayah Sujud Sutrisno
meninggal dunia. Sujud tetap meneruskan berkesenian. Satu-satunya peninggalan
ayahnya yang paling berharga adalah sebuah kendang tua. Kendang itu adalah kendang ketipung yang digunakan untuk
menghibur dengan musik humornya, keluar-masuk kampung dari rumah kerumah.
Kemudian baru pada tahun 1979, kendang tua itu harus diganti. Kayu dan kulit
kendang sudah mulai lapuk dimakan usia. Dengan tabungan hasil mengamen, Sujud
membeli kendang ketipung yang baru seharga Rp. 28.500,00. Kendang itulah yang
digunakan sujud untuk mengamen dimanapun dan kemana pun hingga saat ini.
Sujud adalah seorang pemusik jalanan.
Ia tidak hanya menghibur orang dengan musik humornya dari rumah kerumah tetap
juga tampil diatas panggung. Ketika tampil diatas panggung, terkadang Sujud
tidak selalu bermain tunggal. Didik Nini Thowok, Waljinah, Ki Anom Suroto, Sapto
Raharjo dan Marwoto adalah sekian dari nama-nama seniman yang akrab dengan Sujud
dan pernah tampil bersama. Jauh sebelumnya, Sujud bahkan pernah terlibat aktif selama 6 bulan dalam Teater Alam bersama Noor W.A dan Azwar A.N. Sujud pernah mendirikan kelompok musik dangdut bersama teman-temannya yang juga sering ngamen. Namanya Putra Kelana yang sempat rutin latihan dua kali dalam seminggu. Tetapi kelompok Putra Kelana tidak lama kemudian akhirnya bubar dikarenakan beberapa personil sudah bekerja sehingga kesulitan membagi waktu untuk latihan. Juga pernah bermain sebagai pengendang juga bersama Orkes Melayu Teratai dan Intan Sahara. Sujud memang sangat menyukai kesenian sehingga ia tidak segan-segan untuk bekerjasama dengan seniman lainnya terutama dibidang seni pertunjukan untuk mengekspresikan kemampuan yang ia miliki.
Bersambung...(Klik disini)
EmoticonEmoticon